Doktor Suyanto Resmi Dikukuhkan sebagai Anggota ICMI Surakarta











Pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Surakarta segera tancap gas bekerja setelah resmi dilantik. Sejumlah bidang menjadi fokus pengembangan guna memberikan kontribusi bagi Indonesia dan umat Islam.

“Ada beberapa hal yang kami pikirkan untuk berperan bagi ICMI Surakarta, khususnya bagi umat Islam dan Bangsa Indonesia,” kata Ketua Majelis Pengurus Organisasi Daerah ICMI Surakarta, Prof. Irwan Trinugroho, SE, M.Sc, PhD saat memberikan sambutan usai pelantikan di Ballroom Indraprastha lantai 2, UNS Inn, Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Minggu (6/10/2024).

Dikatakannya, saat ini Bangsa Indonesia memiliki tantangan yang luar dan ada beberapa isu yang menjadi perhatian ICMI Surakarta. Pertama adalah perubahan iklim dan konsekuensinya, termasuk bencana alam dan lainnya.

Kedua adalah peningkatan tekanan geopolitik global, baik invasi Rusia ke Ukraina dan konflik di Timur Tengah. Ketiga masifnya perkembangan teknologi yang dipercepat dengan pandemi Covid-19, penetrasi internet dan smartphone yang menyebabkan perubahan banyak hal dalam struktur peradaban.

“Berikutnya perubahan struktur demografi dan tantangan terkait kemandirian ekonomi bangsa. Kemudian ICMI Surakarta mau dibawa ke mana ke depan, apa yang bisa dikontribusikan,” ucapnya.

Setelah berdiskusi dengan pengurus, lanjut Irwan, pihaknya membentuk empat bidang, yakni bidang Pendidikan; kebudayaan dan penguatan karakter bangsa; kerja sama, komunikasi dan transformasi digital; dan berikutnya Iptek dan Imtaq.

“Untuk bidang pendidikan, saat ini kalau kita cermati, dunia Islam di landscape pendidikan cenderung di bawah berbagai negara maju,” ucapnya.

Jika dilihat di pemeringkatan timeshighereducation, di Indonesia paling tinggi adalah Universitas Indonesia di level 801-1.000. Sedangkan UNS di level 1.001-1.500. Di dunia Islam, paling tinggi adalah University Malaya dan Qatar University di angka 250.

Sementara dilihat dari global innovation index tahun 2023, negara-negara yang mayoritas muslim berada di urutan relatif bawah. Indonesia rangking 61, Aljazair 119, Negeria 109, Pakistan 88, Yordania 71, dan Kuwait 67.

Jadi innovation index kita relatif tertinggal, maka bagaimana cendekiawan muslim berkolaborasi agar bisa bangkit. Misalnya mengenai kajian halal industri, Islamic economic. Itu harus berangkat dari Solo,” katanya.

Sehingga diharapkan, ICMI Surakarta memiliki kontribusi besar bagi Indonesia dan umat Islam. Dengan demikian, Islam bisa diperhitungkan dalam kancah keilmuan di dunia internasional. Selain kajian, pihaknya siap melakukan action nyata dalam meningkatkan kualitas riset dan karya ilmiah ICMI Surakarta. 

Untuk bidang budaya dan penguatan karakter bangsa, adalah bagaimana menumbuhkan personal trust di antara umat Islam. Hal itu akan mengurangi monitoring cost. Untuk bidang kerja sama, komunikasi dan transformasi digital, pihaknya akan memaksimalkan dengan memberikan Insight transformasi digital terkait dengan pengetahuan dan teknologi.

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Mengenai MPKSDI Solo

Email: mpksdimuhammadiyahsolo@gmail.com

YouTube MPSDI

Cari Blog Ini