Peristiwa Isra Miraj, Kisah Lengkap, Hikmah dan Ibrahnya



MPKSDISOLO.COM - Peristiwa Isra’ Mi’raj menjadi momentum sejarah untuk membentuk kepribadian diri seorang muslim untuk taat kepada perintah Allah SWT, perintah melaksanakan salat lima waktu. Salat menjadi sebuat energi untuk membentuk insan yang berkemajuan.

Isra' Mi'raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Nabi Islam, Muhammad hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi[4] dan mayoritas ulama islam,[5] Isra' Mikraj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra' Mikraj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang populer. Namun, Shafiyurrahman al-Mubarakfuri[6] menolak pendapat tersebut dengan alasan karena istri pertama Muhammad, Khadijah meninggal pada bulan Ramadan tahun ke-10 kenabian, yaitu 2 bulan setelah bulan Rajab, dan saat itu belum ada kewajiban salat lima waktu. Al-Mubarakfuri menyebutkan 6 pendapat tentang waktu kejadian Isra' Mikraj. Tetapi tidak ada satupun yang pasti. Dengan demikian, tidak diketahui secara persis kapan tanggal terjadinya Isra' Mikraj.

Ketika Muhammad masih berada di tengah periode dakwah yang akan menerobos jalan antara pencapaian kesuksesan dan penindasan sementara ada sedikit harapan yang mulai terlihat, maka terjadilah peristiwa Isra' dan Mi'raj ini. Mengenai kapan waktu terjadinya, terdapat perbedaan pendapat, di antaranya:[7]

Peristiwa Isra' terjadi pada tahun ketika Allah memuliakan NabiNya dengan kenabian. Ini adalah pendapat yang dipilih oleh Ath-Thabari.

Peristiwa ini terjadi lima tahun setelah diutusnya Muhammad menjadi Nabi. Pendapat ini dikuatkan oleh An-Nawawi dan Al-Qurthubi.

Peristiwa ini terjadi pada malam 27 Rajab tahun 10 dari kenabian. Pendapat ini dipilih oleh Allamah Al-Manshurfuri.

Peristiwa ini terjadi 16 bulan sebelum hijrah, tepatnya pada bulan Ramadhan tahun 12 dari kenabian.

Peristiwa ini terjadi I tahun 2 bulan sebelum hijrah, tepatnya pada bulan Muharram tahun 13 dari kenabian.

Peristiwa ini terjadi I tahun sebelum hijrah, tepatnya pada bulan Rabi'ul Awwal tahun 13 dari kenabian.

Indikasi dari tiga pendapat pertama adalah bahwa kematian Khadijah pada bulan Ramadhan tahun 10 dari kenabian. Khadijah meninggal sebelum datangnya wahyu yang mewajibkan shalat lima waktu, sementara tidak ada perselisihan pendapat di kalangan para ulama Islam bahwa shalat lima waktu diwajibkan pada malam Isra'. Sedangkan mengenai tiga pendapat terakhir lainnya, belum menemukan pendapat yang dapat menguatkan salah satu darinya selain topik bahasan di dalam surah Al-Isra yang menunjukkan bahwa peristiwa ini terjadi pada masa-masa akhir.[7]

LIMA SYARAT UTAMA PEMIMPIN IDEAL DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Pemimpin dalam Islam, sekurang-kurangnya harus memiliki 5 syarat utama:
1. BERAQIDAH TAUHID; bersih dari segala macam bentuk keyakinan, perbuatan dan perkataan yang terindikasi syirik dan sinkretisme.
2. BERAKHLAK MULIA; bersikap sederhana, santun, komunikatif, dekat dengan umat, memuliakan tamu, tidak elitis, serta terjauh dari sikap tercela; sombong, diskriminatif dan tertutup.
3. MENJAGA SHALAT; tidak pernah meninggalkan shalat walaupun sekali disengaja, melaksanakannya dengan benar mengikuti contoh sunnah Rasulullah SAW.
4. MENGERTI AGAMA; memiliki wawasan pengetahuan tentang Islam yang mumpuni, bersumber Al Quran dan As Sunnah as shahihah.
5. BERILMU TENTANG AL QURAN; mampu membacanya dengan fashih dan nemahami maknanya serta sanggup menjadi imam dan khatib Jum'at.
Nashrun Minallahi Wafathun Qarieb
Wassalamu'alaikum warahmatullahi
wa barakaatuh

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Total Tayangan Halaman

Mengenai MPKSDI Solo

Email: mpksdimuhammadiyahsolo@gmail.com

YouTube MPSDI

Cari Blog Ini