Muhammadiyah Tidak Bisa Lepas dari Politik



Ketua MPKSDI Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Bachtiar Dwi Kurniawan menyampaikan materi tentang ideologi dan visi kebangsaan Muhammadiyah menghadapi tahun politik. Ia mengawali dengan menjelaskan makna istilah ideologi berdasarkan hasil Muktamar ke-37 tahun 1968. Ideologi adalah keyakinan hidup Muhammadiyah. 

Kepada peserta ideopolitor, Bachtiar menyampaikan Muhammadiyah tidak bisa lepas dari politik. Hal itu berdasarkan empat alasan. Alasan tersebut antara lain, pertama, warga Muhammadiyah adalah makhluk politik. Kedua, Muhammadiyah adalah gerakan dakwah amar maruf nahi munkar dalam proses dakwahnya tentu tidak milih-milih. Ketiga, sumber daya manusia Muhammadiyah menjadi magnitute politik yang besar. Keempat, Muhammadiyah dalam batas-batas tertentu membutuhkan kanal politik yang digunakan sebagai wadah aspirasi politik.



Sejalan dengan hal itu, Bachtiar mengatakan dilihat dari sejarahnya, Muhammadiyah memiliki strategi perjuangan politik Muhammadiyah. Strategi tersebut antara lain, Pertama, Muhammadiyah terlibat aktif menjadi kekuatan politik kenegaraan. Ini seperti yang terjadi pada masa era demokrasi parlementer ketika Muhammadiyah menjadi kekuatan politik dari partai Masyumi. Kedua, Muhammadiyah menghimpitkan kepentingannya dengan kekuatan politik tertentu. Hal ini dapat dilihat pada awal orde baru.

Bachtiar juga menambahkan strategi politik Muhammadiyah yang ketiga, menjaga jarak yang sama dengan kekuatan politik manapun. Hal inilah yang dilakukan ketika Muhammadiyah di era orde baru. Keempat, liberalisasi politik, hal ini berarti Muhammadiyah secara sadar membiarkan warga Muhammadiyah untuk memasuki kekuatan politik manapun. Dampaknya adalah organisasi otonom, amal usaha bisa dimasuki oleh kepentingan-kepentingan politik, ini terjadi saat reformasi.

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Total Tayangan Halaman

Mengenai MPKSDI Solo

Email: mpksdimuhammadiyahsolo@gmail.com

YouTube MPSDI

Cari Blog Ini