Belajar Khutbah Iftitah Muktamar Aisyiyah ke-48 oleh Ketua Umum PP Aisyiyah


 

KHUTBAH IFTITAH MUKTAMAR ke-48 AISYIYAH

Di Surakarta

Tanggal 23 sd 25 Rabiulakhir 1444 H bertepatan

Tanggal 18-20 November 2022 M

  

Alhamdulillah atas ridha dan rahmat Allah SWT, Muktamar ke- 48 Aisyiyah dapat diselenggarakan di kota Surakarta. Dengan rasa syukur kita dapat menghadiri Muktamar yang telah ditunda dua tahun karena pandemic Covid-19 sebagai bentuk pengkhidmatan dan komitmen meneguhkan perjuangan Aisyiyah dalam berdakwah dalam semua aspek kehidupan serta panggilan suci wujud ibadah menjalankan peran kekhalifahan di muka bumi sebagaimana diperintahkan oleh Allah.


Kita bershalawat kepada Nabi Muhammad s.a.w., yang kita jadikan Uswah Hasnah dan kita ikuti jejak perjuangamnya untuk menyebarluaskan Islam sebagai rahmatan lil-’alamin.

Muktamar Aisyiyah ke-48 di Surakarta tanggal 18-20 November 2022 M bertepatan tanggal 23 sd 25 Rabiulakhir 1444 H adalah


Muktamar yang secara penyelenggaraannya memiliki kekhususan karena berbeda dengan Muktamar sebelumnya. Muktamar dilaksanakan secara hybrid dalam waktu yang lebih singkat beradaptasi dengan kondisi pengakhiran pandemic Covid-19 sehingga pertimbangan kemashlahatan merupakan hal utama. Tentu hal ini tidak mengurangi sedikitpun makna dan maksud diselenggarakannya permusyawaratan tertinggi organisasi yakni Muktamar. 


Oleh karenanya, kita maknai dan warnai isi Muktamar ini dengan keikhlasan, kesungguhan hati, pemikiran maju dan luas pandangan, serta kebersamaan dan kegembiraan untuk merefleksikan perjalanan Gerakan Aisyiyah selama 105 tahun sehingga dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang strategis dan praksis sebagai arah dan acuan bagi Aisyiyah lima tahun mendatang. 


Aisyiyah saat ini telah menapaki perjalan sejarah abad kedua sebagai organisasi perempuan muslim yang perjuangannya di dedikasikan bagi umat, masyarakat, bangsa, dan kemanusiaan semesta yang dilandasi nilai-nilai ajaran Islam rahmatan lilalamin. Muktamar Aisyiyah ke-48 mengambil tema : “Perempuan Berkemajuan Mencerahkan Peradaban Bangsa”. Tema ini sangat penting dan menggambarkan arah pandangan Aisyiyah dalam perjuangan yang sunguh-sungguh memajukan perempuan mengukir peradaban bangsa yang mencerahkan. 


Membangun peradaban bangsa menjadi komitmen seluruh komponen bangsa termasuk oleh perempuan Indonesia yang memiliki sejarah perjuangan yang kokoh dalam kontek memajukan bangsa Indonesia. Memaknai tema Muktamar “Perempuan Berkemajuan Mencerahkan Peradaban Bangsa” bagi Aisyiyah di abad kedua ini tentu tidak terlepas dari perjuangan atau kiprah yang telah dilakukan selama satu abad yang merupakan modal sosial sejarah dan pengalaman yang sangat penting karena Aisyiyah mampu menjalankan peran strategis dan praksis dakwah bagi kemajuan bangsa. 


Dengan spirit dakwah amar makruf nahi munkar dan tajdid yang teaktualisasi dalam usaha-usaha Aisyiyah untuk membangun peradaban bangsa melalui semua aspek kehidupan. Orientasi dakwah dan tajdid yang multi aspek tersebut disebarkan


Aisyiyah melalui pembinaan keagamaan yang meneguhkan dan memajukan serta berbagai usaha yang bersifat pembaharuan dan pemajuan kehidupan umat dan bangsa. Hal tersebut tergambar dalam kiprah Aisyiyah yang dirasakan kemanfaatannya bagi masyarakat luas termasuk hadirnya amal usaha Aisyiyah di bidang Pendidikan,Kesehatan, ekonomi, sosial, dan hukum yang bertebaran di berbagai pelosok negeri.

 

Tantangan

Tantangan dakwah Aisyiyah saat ini semakin komplek dalaam lehidupan kemasyarakatan, keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal. Dalam tantangan keumatan, dapat kita perhatikan berkembangkan pandangan keagamaan yang variatif dari yang memiliki pandangan yang literal cenderung mengeras yang cara dakwahnyapun lugas kurang menghargai pandangan lain sehingga mendorong konflik dengan sesama muslim yang tidak terpuji.Sementara pandangan yang lain ada diujung perbedaan pandangan yang tajam. Disinilah Aisyiyah penting memperkokoh pandangan keagamaan yang wasathiyah berkemajuan dalam memerankan dakwah dan tajdid.

Tantangan kehidupan kemasyarakatan terjadi perubahan sosial yang membawa pada kehidupan sehari-hari di antara manusia cenderung mementingkan diri sendiri, mengejar hal serba materi, menerabas, egoisme, dan lemahnya kebersamaan. Melalui media sosial sebagian warga atau para penggunanya bersikap kurang menunjukkan akhlak yang utama seperti mengembangkan ujaran kemarahan, kebencian, permusuhan, ancaman, dan menebar berita hoax.

Dalam kontek kebangsaan, kita dihadapkan pada tantangan dan permasalahan seperti kemiskinan, ketidak adilan sosial, korupsi, penegakan hukum yang lemah, kekerasan dan konflik sosial di masyarakat, beragam permasalahan dalam keluarga, keretakan atau ancaman retaknya persatuan bangsa, eksploitasi dan rusaknya sumberdaya alam, luruhnya integritas sebagian elit pimpinan dan sebagainya. Tantangan dan permasalahan dalam kehidupan politik,


maraknya politik uang, transaksional, serta mementingkan kroni dan dinasti. Berpolitik kehilangan kesantunan, etika, persaudaraan, dan kebersamaan. Politik sekedar untuk meraih kekuasaan atau kedudukan, bukan menjadikan politik untuk memperjuangkan kepentingan rakyat secara amanah tetapi untuk kepentingan kelompoknya.

Adapun masalah global dan kemanusiaan universal menunjukkan kekhawatiran mengenai meluasnya konflik atau bahkan perang seperti Rusia dengan Ukrainan yang berdampak dalam kehidupan dunia termasuk dampak ekonomi global yang tentu akan merambah dalam kehidupan nasional bangsa Indonesia. Perang dan konflik baik local, nasional, dan global menjadi ancaman bagi perdamaian bangsa dan perdamain dunia.

Dalam menghadapi tantangan dan permasalahan keumatan,

kebangsaan, dan kemanusiaan universal tersebut penting bagi Aisyiyah untuk merefleksikan posisi dan peran Aisyiyah sebagai gerakan muslim berkemajuan dengan menyiapkan pemikiran- pemikiran dan agenda strategis organisasi. Memperkokoh dan memperluas radius kiprah dakwah yang makin dinamis dan progresif yang diperankan oleh seluruh warga, kader, dan pimpinan Aisyiyah secara nasional. Aisyiyah memilili modal sosial selama abad pertama dan memiliki kekuatan ghirah kolektif sumberdaya manusia yang harus terus dikokohkan untuk mendinamisasi Gerakan dan kepemimpinan yang menggerakkan dan mentransformasikan nilai-nilai gerakan yang bertumpu pada pandangan Islam Muhmammadiyah yakni “Islam Berkemajuan” (Din al-Hadlarah) atau Islam wasathiyah berkemajuan

 

Dinamisasi Kepemimpinan

Aisyiyah sebagai organisasi perempuan berkemajuan dalam mengawali perjalanan sejarah perjuangan abad kedua ini dituntut semakin dinamis dalam memberikan jawaban atau solusi permasalahan keumatan, kebangssan, dan kemanusuaan universal yang berbasis pada nilai Islam Berkemajuan yang rahmatan lil alamin. Oleh karenanya penting memperkuat kepemimpinan Gerakan


Aisyiyah secara makin dinamis, kepemimpinan yang menggerakkan dan mampu melakukan perubahan kearah yang lebih maju. Model kepemimpinan yang dikembangkan yakni kepemimpinan transformative,kepemimpinan untuk perubahan yang mampu memobilisasi seluruh potensi, managendakan perubahan, dan memproyeksikan masa depan menuju kemajuan dan keunggulan. Kepemimpinan yang menjalankan fungsi emansipasi, liberasi, humanisasi, dan transendensi sehingga melahirkan perubahan- perubahan yang luas dan berkemajuan dalam memerankan gerakan Islam yang bersifat pencerahan bagi kemajuan umat, bangsa, dan kemanusiaan universal. Kepemimpinan trasformatif ini sejalan dengan spririt islam dan keteladanan Rosulullah yang membawa perubahn sebagai jalan kemajuan sepanjang ajaran islam untuk membangun peradaban utama.

Agenda strategis mendinamisasi kepemimpinan Aisyiyah dilakukan dari tingkat pusat sampai tingkat ranting dengan langkah- langkah nyata sesuai dengan tuntutan kemajuan. Kepemimpinan di semua lini dan tingkatan harus makin dinamis peranannya sebagai aktor penggerak misi dakwah dan tajdid dan tidak dibiarkan menjadi kepemimpinan yang jumud (stagnasi) tidak memiliki semangat berkhidmat. Kepemimpinan pergerakan di Aisyiyah juga memerlukan para pemimpin yang istiqamah, yaitu yang tetap berkomitmen kuat secara ikhlas dan lurus dalam berkhidmat membesarkan dan memajukan gerakan. Menggerakkan Aisyiyah memerlukan kepemimpinan yang istiqamah, juga memerlukan jiwa dan sikap militan, yang gigih serta tahan uji dalam menghadapi kesulitan dan tantangan. Pemimpin yang memiliki pemahaman ideology Aisyiyah-Muhammadiyah yang kokoh, handal, kompeten, memiliki komitmen, ikhlas dalam mengemban amanah, mampu menggerakkan, dan berkhidmat memajukan Aisyiyah semata untuk meraih ridho Allah. Program penguatan ideologi gerakan bagi kader dan pimpinan Aisyiyah merupakan sebuah keniscayaan agar memastikan para pimpinan dalam menggerakan organisasi berpijak pada pandangan ideologi persyarikatan termasuk pemahaman Islam yang berkemajuan.


Kekuatan organisasi keagamaan yang bersifat pergerakan terletak pada pimpinan dan para kadernya yang memiliki ghirah keterpanggilan suci karena ilahi. Para pimpinan Aisyiyah harus istiqamah baik di kala berat maupun ringan dalam menjalankan tugas organisasi, sebagai wujud jihad di jalan Allah sebagaimana firman-Nya yang artinya: “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.“ (QS At-Taubah: 41).

 

Meneguhkan peran Keumatan dan Kebangsaan

Gerakan Aisyiyah lebih satu abad sebagai pilar strategis masyarakat madani Indonesia telah mengemban dan berkontribusi membangun kehidupan umat dan bangsa menuju pada peningkatan kesejahteraan, keadilan, menjunjung kehidupan yang bermartabat termasuk secara khusus bagi perempuan, membangun perdamaian, dan membangun kehidupan yang religius melaui peran dakwah Aisyiyah dalam berbagai aspek kehidupan. Kiprah Aisyiyah dalam memajukan kaum perempuan Indonesia dapat dilihat dari sejarah awal berdirinya Aisyiyah yang salah satu maksud dan tujuannya agar para perempuan mendapatkan hak-hak untuk maju sebagaimana laki-laki yang dilandaskan pada ajaran islam dan mengemban tugas sebagai hamba dan khalifah dimuka bumi ( QS. Al Baqarah:30)

Pada saat yang sama Aisyiyah-Muhammadiyah menjadi organisasi penyebar nilai-nilai Islam yang meneguhkan keislaman sekaligus memajukan kehidupan umat Islam untuk menjadi Khaira Ummah (QS: Ali Imran:110) yang memberi manfaat bagi masyarakat dan bangsa. Sebagai organisasi dakwah, Aisyiyah dituntut untuk menyebarluaskan dan mewujudkan kehidupan yang Islami dalam kehidupan setiap muslim, keluarga, dan masyarakat atau umat secara kolektif. Aisyiyah juga harus menjadi organisasi tajdid yang membawa pembaruan dalam mengamalkan ajaran Islam dan tata kehidupan masyarakat untuk menjawab tantangan zaman.

Upaya meneguhkan dan mengembangkan peran Aisyiyah dalam keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan uniuversal memerlukan


dinamisasi gerakan atau kelembagaan secara terstruktur dan fungsional untuk menguatkan posisi dan peran strategis Aisyiyah sebagai kekuatan masyarakat madani dalam kancah pergerakan dan dakwah yang luas melintas berkontribusi untuk pemajuan bangsa. Memperkuat posisi Aisyiyah sebagai kekuatan masyarakat madani ((civil society) yang memiliki karakter Keislaman dalam berkiprah menmjalankan dakwah keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan di tingkat nasional, lokal, maupun internasional. Dalam memperkuat masyarakat madani di komunitas, Aisyiyah penting mendorong dan bersinergi dengan komponen masyarakat lain mengembangkan kemandirian melalui agenda pemberdayaan masyarakat. Memparkuat peran kebangsaan Aisyiyah dengan mengawal isu-isu strategis keumatan dan kebangsaan untuk menjadi agenda bersama seluruh komponen bangsa dalam upaya mecari solusi sehingga berdampak pada kehidupan masyarakat yang lebih baik dalam berbagai aspek kehidupan. Ada sepuluh isu- isu strategis diangkat dalam Muktamar ke-48 ini yang dipandang penting segera menjadi perhatian bersama berbagai komponen bangsa terutama pemerintah,

Dua diantara beberapa isu-isu strategis yakni Perdamaian

dan Persatuan bangsa , dan Pemilihan Umum yang berkeadaban. Pengutan Perdamaian dan Persatuan bangsa diangkat karena kondisi berbagai bentuk konflik dan kekerasan, baik konflik struktural, konflik sosial,dan ketidakadilan serta yang lainnya semakin memprihatinkan dapat mengancam persatuan bangsa.

Upaya pemerintah dalam penyelesaian konflik dan kekerasan yang terjadi selama ini belum maksimal dan belum menunjukkan rasa keadilan bagi pihak yang berkonflik dan korban kekerasan. Semestinya pemerintah mampu menciptakan iklim yang kondusif melalui kebijakan imperatif yang memberikan jaminan sekaligus memperkuat persatuan dan perdamaian dalam kehidupan umat, masyarakat dan bangsa serta perlindungan yang pasti bagi seluruh warga negara khususnya korban dari segala bentuk kekerasan. Sementara mengangkat isu trategis Pemilu berkeadaban, kita ketahui bersama tahun 2024 Indonesia akan menyelenggarakan


pemilihan umum serempak.

Pemilu sebagai proses demokrasi meniscayakan keadaban bagi para penyelenggara maupun pemilihnya agar pemilu dapat mencerminkan kualitas demokrasi yang menghasilkan pemimpin yang bertanggung jawab berorientasi bagi kepentingan kesejahteraan masyarakat. Namun pemilu yang selama ini telah berjalan masih menunjukkan proses perilaku yang jauh dari keadaban pemilu dan demokrasi berkualitas serta sebagian besar belum menghasilkan pemimpin yang berpihak pada kepentingan masyarakat. Hal tersebut dapat kita lihat dengan adanya politik pragmatis, politik uang yang sangat memprihatinkan, oligarki politik, orientasi kekuasaan yang sangat kuat sehingga segala cara ditempuh untuk mendapatkan kekuasaan tersebut. Oleh karenanya Aisyiyah mengajak seluruh komponen bangsa untuk menghadirkan pemilihan umum yang berkeadaban dan hasilnya memberikan harapan bagi kepentingan kesejahteraan masyarakat.

Peran keumatan dan kebangsaan dengan memperluas jangkauan dakwah yang melintas ditingkat komunitas, lokal, nasional dan internasional yang adaptif dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar lebih dari 278 juta jiwa (BPS, April 2022) yang melingkupi kepulauan dan daratan yang sangat luas, keragaman etnis budaya, ras, agama dalam kebhinekaan dan kesatuan sebagai sebuah bangsa yang besar memerlukan peran strategis dan dinamis Aisyiyah sebagai gerakan perempuan muslim berkemajuan. Dalam kaitan ini, Aisyiyah dapat memainkan peran yang lebih optimal dan progresif memecahkan masalah-masalah bangsa maupun kehidupan semesta lainnya. Aisyiyah juga dapat mengambil peran menguatkan persaudaraan dan ta’awun dalam kebersamaan saling membantu atau menolong, bekerjasama dalam perbedaan ras,golongan, dan agama untuk meraih kemajuan hidup bersama. Karenanya melalui kerja-kerja dakwah, Aisyiyah menjadi kekuatan masyarakat sipil yang membawa misi rahmatan lil-‘alamin. Aisyiyah menyebarluaskan dakwah pencerahan di tengah keragaman sosial masyarakat yang membawa pada kehidupan masyarakat yang lebih baik.


Perempuan Berkemajuan dan Peradaban Bangsa

Islam adalah agama yang menyebarkan rahmat bagi seluruh alam yakni islam rahmatan lil alamin. Islam rahmatan lil-‘alamin tercermin dalam  risalah  Nabi  yang  memuliakan dan mengembangkan potensi perempuan sebagaimana laki-  laki selaku manusia mulia dengan tugas menjalankan  ibadah dan sebagai khalifah dimuka bumi. Nilai-nilai ajaran Islam secara normative memulikan perempuan dan laki-laki tanppa diskriminasi, mengemban tugas di muka bumi dalam kemuliaan yang sama. Aisyiyah sebagai Gerakan Islam memiliki pandangan tentang perempuan berkemajuan yang mengemban risalah kenabian sebagai mana yang selama ini digerakkan Aisyiyah dalam mengemban misi dakwah rahmatan lil alamin.

Pandangan Aisyiyah tentang perempuan berkemajuan

adalah alam pikiran dan kondisi kehidupan perempuan yang maju dalam segala aspek kehidupan tanpa mengalami hambatan dan diskriminasi baik secara srtuktural maupun kultural sejalan dengan ajaran Islam. Perempuan berkemajuan dalam pandangan Islam adalah kehidupan perempuan yang memiliki derajat dan perlakuan yang sama mulia dengan laki-laki tanpa diskriminasi, yang ukuran kemuliaannya terletak pada ketakwaan, iman, dan amal shaleh (QS Al Hujarat:13; An Nahl:97; Al Isra;70).

Perempuan yang berkemajuan menjalankan fungsi utama yang sama dengan laki-laki yaitu menjalankan ibadah dan kekhalifahan di muka bumi (QS Adz-Dzariyat: 56; Al-Baqarah:30; Hud: 60). Dalam kehidupan perempuan berkemajuan terdapat nilai-nilai akhlak yang utama (QS Al-Qalam: 4; Nur: 34; dll.) sebagaimana tujuan Nabi Muhammad diutus ke bumi untuk menyempurnakan akhlak yang mulia atau mulia atau al-akhlaq al-karimah (HR Bukhari-Muslim). Perempuan berkemajuan memiliki jiwa, pikiran, dan orientasi tindakan yang maju, cerdas, berakahlak mulia, dan profesional sehingga mampu berperan bersama laki-laki membangun peradaban utama. Perempuan Berkemajuan dalam pokok pikiran Aisyiyah abad kedua menjadi salah satu visi gerakan Aisyiyah.


Kehadiran Aisyiyah sebagai organisasi perempuan muslim dengan spirit memajukan perempuan dalam semua aspek kehidupan yang berlandaskan pada nilai-nilai dasar Islam yang ‘Ar-Ruju ilal Al-Quran dan As-Sunnah” dengan mengembangkan ijtihad melalui misi dakwah dan tajdid yang berorientasi rahmatan lil alamin. Selama lebih dari seabad, Aisyiyah digerakkan oleh para perempuan berkemajuan yang memiliki pemikiran dan pengetahuan yang maju, ikhlas, istiqomah, komitmen tinggi, dan penghkidmatan dalam perjuangan dakwak yang luas melintas bagi pemajuan masyarakat dan bangsa. Oleh karenanya pada Muktamar ke 48 Aisyiyah ini dirumuskan dokumen ideologis Aisyiyah yakni Risalah Perempuan Berkemajuan. Dokumen Risalah Perempuan Berkemajuan dimaksudkan sebagai landasan, arah, dan acuan bagi setiap insan perempuan dalam menjalankan kehidupannya untuk meraih kemuliaan di dunia maupun akhirat. Perempuan yang diharapkan maju dalam menjalankan kehidupan sejalan dengan nilai-nilai keagamaan yang bersifat wasathiyah atau moderat berkemajuan dan menjadi penggerak organisasi dalam melakukan penguatan dan pemberdayaan perempuan serta dalam mengembangkan Gerakan yang berkemajuan untuk masyarakat luas.

Perempuan   berkemajuan   dapat   membangkitkan   dan

memanfaatkan potensi dan perannya dalam menjalani kehidupan, sehingga terwujud peradaban maju dan berwawasan rahmatan lil alamin. Perempuan berkemajuan meniscayakan komitmen yang menyatu dalam karakternya mengembangkan dan mewujudkan kondisi masyarakat dan bangsa menjadi lebih unggul di semua aspek kehidupan. Perempuan berkemajuan dalam relasi sosial merupakan entitas individu dan kelompok yang inklusif, yang hidup menyatu, damai, dan bersinergi dengan seluruh  insan dari berbagai latar belakang secara adil dan tanpa diskriminasi. Perempuan berkemajuan menampilkan diri sebagai umat terbaik (khaira ummah) yang berbasis iman, ilmu, akhlak, dan amal serta bermisi dakwah dan tajdid untuk membangun kehidupan bersama yang berperadaban utama yang menjadi rahmat bagi alam semesta.


Di tengah kehidupan bangsa dan dunia yang masih ditandai dengan konflik, kekerasan, diskriminasi, demoralisasi atau krisis keadaban, serta problem sosial-ekonomi termasuk yang dialami oleh perempuan, sungguh penting kehadiran perempuan berkemajuan yang membawa nilai-nilai ajaran Islam yang damai, harmoni, menjunjung tinggi keadaban mulia, dan berwawasan wasathiyah-berkemajuan untuk terwujudnya peradaban utama yang rahmatan li-‘alamin.

 

Penutup

Aisyiyah sebagai organisasi perempuan berkemajuan dihadapkan pada tantangan yang komplek dalam mengemban Amanah dakwah dan tajdid bagi kehidupan umat dan bagsa serta kemanusiaan universal. Dinamika perkembangan sosial dalam kehidupan masyarakat mengalami perubahan yang cepat seiring dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karenanya Aisyiyah dengan segenap kader dan pimpinan secara nasional penting untuk beradaptasi dengan kemajuan tersebut denagn mengembangkan wawasan yang luas dan pemikiran yang maju untuk memainkan peran strategis Aisyiyah dalam kehidupan keumatan dan kebangsaan,

Memobilisasi potensi sumberdaya organisasi dan modal sosial selama lebih dari satu abad Aisyiyah mengemban dakwah dan tajdid yang rahmatan lil alami penting untuk dikapitalisasi sebagai suatu kekuatan Gerakan yang teraktualisasi dalam kerja-kerja dakwah yang melintas batas, inklusif, dan penuh rahmat bagi kehidupan yang lebih baik seluruh warga bangsa. Selain itu, kekuatan nilai- nilai Gerakan yang bersuber dari ajaran Islam memberikan fondasi kesadaran bagi keder dan pimpinan untuk mengemban dakwah yang melintas sebagai bentuk menunaikan risalah kenabian yang berujung pada penghambaan diri sebagai khalifah dimuka bumi. Kesadaran akan masa depan yang lebih baik merupakan spirit berkemajuan dalam menjalani kehidupan. sebagaimana pesan Allah dalam Al-Quran:



Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada

Allah dan hendaklah setiap diri “Hai orang- orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Hasyr: 18).

 Muktamar ke-48 Aisyiyah sebagai Muktamar fase awal abad kedua Aisyiyah, diharapkan membawa semangat mengukir perjalanan Aisyiyah sebagai Gerakan perempuan berkemajuan ini kearah memperkuat peran dan posisi Aisyiyah dalam memajukan kehidupan umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta. Oleh karenanya, mari kita maknai dan isi Muktamar ini dengan mengedepankan kesungguhan, pengkhidmatan, komitmen, keikhlasan, kebersamaan dengan pikiran dan ide-ide cemerlang seta etika permusyawaratan yang terpuji sehingga menghasilkan keputusan Muktamar yang bermanfaat bagi kemajuan umat dan bangsa.

Terakhir atas nama pribadi saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya jika ada khilaf dan salah serta kekurangan selama kita dalam kebersamaan mengemban amanah organisasi Aisyiyah yang kita cintai dan banggakan sebagai lahan menyemai amal shaleh bersama. Harapan yang besar ke depan Aisyiyah semakin maju memimpin pergerakan perempuan muslim yang terbesar dan berpengaruh baik secara nasional maupun internasional karena kontribusi yang besar dan nyata bagi kemajuan umat, bangsa, dan kemanusiaan universal. Aisyiyah tidak akan berhenti mengemban misi dakwah dan tajdid dalam mewujudkan Islam rahmatan lil alamin. Semoga Allah memberikan kekuatan iman dan melimpahkan berkah serta jalan kemudahan bagi seluruh


warga, kader, dan pimpinan Aisyiyah yang setia berjuang di jalan Allah melalui gerakan Aisyiyah tercinta sebagaimana janji Allah dalam Al-Quran:



Artinya: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik” (QS: Al Ankabut: 69).

 

Nasrun min Allah wa Fathun qarib.

 

Yogyakarta, 18 November 2022

 

Ketua Umum Pimpinan PusatAisyiyah

 

Siti Noordjannah Djohantini

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Total Tayangan Halaman

Mengenai MPKSDI Solo

Email: mpksdimuhammadiyahsolo@gmail.com

YouTube MPSDI

Cari Blog Ini