KHUTBAH IFTITAH MUKTAMAR ke-48 AISYIYAH
Di Surakarta
Tanggal 23 sd
25 Rabiulakhir 1444 H bertepatan
Tanggal 18-20
November 2022 M
Alhamdulillah atas ridha dan rahmat
Allah SWT, Muktamar ke- 48 Aisyiyah
dapat diselenggarakan di kota Surakarta. Dengan
rasa syukur kita dapat menghadiri Muktamar yang telah ditunda dua tahun karena
pandemic Covid-19 sebagai
bentuk pengkhidmatan dan komitmen meneguhkan perjuangan Aisyiyah dalam
berdakwah dalam semua aspek kehidupan serta panggilan suci wujud ibadah menjalankan peran kekhalifahan di
muka bumi sebagaimana diperintahkan oleh Allah.
Kita bershalawat kepada Nabi Muhammad
s.a.w., yang kita jadikan Uswah Hasnah dan kita ikuti jejak perjuangamnya untuk menyebarluaskan Islam sebagai
rahmatan lil-’alamin.
Muktamar Aisyiyah ke-48 di Surakarta tanggal
18-20 November 2022 M bertepatan tanggal 23 sd 25 Rabiulakhir 1444 H adalah
Muktamar yang secara penyelenggaraannya memiliki kekhususan karena berbeda dengan Muktamar sebelumnya. Muktamar dilaksanakan secara hybrid dalam waktu yang lebih singkat beradaptasi dengan kondisi pengakhiran pandemic Covid-19 sehingga pertimbangan kemashlahatan merupakan hal utama. Tentu hal ini tidak mengurangi sedikitpun makna dan maksud diselenggarakannya permusyawaratan tertinggi organisasi yakni Muktamar.
Oleh karenanya, kita maknai dan warnai isi Muktamar ini dengan keikhlasan, kesungguhan hati, pemikiran maju dan luas pandangan, serta kebersamaan dan kegembiraan untuk merefleksikan perjalanan Gerakan Aisyiyah selama 105 tahun sehingga dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang strategis dan praksis sebagai arah dan acuan bagi Aisyiyah lima tahun mendatang.
Aisyiyah saat ini telah menapaki perjalan sejarah abad kedua sebagai organisasi perempuan muslim yang perjuangannya di dedikasikan bagi umat, masyarakat, bangsa, dan kemanusiaan semesta yang dilandasi nilai-nilai ajaran Islam rahmatan lilalamin. Muktamar Aisyiyah ke-48 mengambil tema : “Perempuan Berkemajuan Mencerahkan Peradaban Bangsa”. Tema ini sangat penting dan menggambarkan arah pandangan Aisyiyah dalam perjuangan yang sunguh-sungguh memajukan perempuan mengukir peradaban bangsa yang mencerahkan.
Membangun peradaban bangsa menjadi komitmen seluruh komponen bangsa termasuk oleh perempuan Indonesia yang memiliki sejarah perjuangan yang kokoh dalam kontek memajukan bangsa Indonesia. Memaknai tema Muktamar “Perempuan Berkemajuan Mencerahkan Peradaban Bangsa” bagi Aisyiyah di abad kedua ini tentu tidak terlepas dari perjuangan atau kiprah yang telah dilakukan selama satu abad yang merupakan modal sosial sejarah dan pengalaman yang sangat penting karena Aisyiyah mampu menjalankan peran strategis dan praksis dakwah bagi kemajuan bangsa.
Dengan spirit dakwah amar makruf
nahi munkar dan tajdid
yang teaktualisasi dalam usaha-usaha Aisyiyah
untuk membangun peradaban bangsa melalui semua aspek kehidupan.
Orientasi dakwah dan tajdid
yang multi aspek
tersebut disebarkan
Aisyiyah
melalui pembinaan keagamaan yang meneguhkan dan memajukan serta berbagai usaha yang bersifat
pembaharuan dan pemajuan
kehidupan umat dan bangsa. Hal tersebut tergambar dalam kiprah Aisyiyah yang dirasakan kemanfaatannya bagi masyarakat luas termasuk hadirnya amal
usaha Aisyiyah di bidang
Pendidikan,Kesehatan, ekonomi, sosial, dan hukum yang bertebaran di berbagai
pelosok negeri.
Tantangan
Tantangan dakwah Aisyiyah saat ini semakin komplek
dalaam lehidupan kemasyarakatan, keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan
universal. Dalam tantangan keumatan, dapat kita perhatikan berkembangkan pandangan keagamaan yang variatif dari yang memiliki pandangan yang literal
cenderung mengeras yang cara dakwahnyapun lugas
kurang menghargai pandangan lain sehingga mendorong konflik
dengan sesama muslim
yang tidak terpuji.Sementara pandangan yang lain ada diujung
perbedaan pandangan yang tajam.
Disinilah Aisyiyah penting
memperkokoh pandangan
keagamaan yang wasathiyah berkemajuan dalam memerankan dakwah dan tajdid.
Tantangan kehidupan kemasyarakatan terjadi perubahan sosial yang membawa pada kehidupan
sehari-hari di antara manusia cenderung mementingkan diri
sendiri, mengejar hal serba materi, menerabas, egoisme, dan lemahnya kebersamaan. Melalui media sosial
sebagian warga atau para penggunanya bersikap kurang menunjukkan akhlak yang utama seperti
mengembangkan ujaran kemarahan, kebencian, permusuhan, ancaman, dan menebar berita hoax.
Dalam kontek kebangsaan, kita
dihadapkan pada tantangan dan permasalahan seperti
kemiskinan, ketidak adilan sosial,
korupsi, penegakan hukum yang
lemah, kekerasan
dan konflik sosial di masyarakat, beragam
permasalahan dalam keluarga, keretakan atau ancaman
retaknya persatuan bangsa, eksploitasi dan rusaknya
sumberdaya alam, luruhnya
integritas sebagian elit pimpinan dan sebagainya.
Tantangan dan permasalahan dalam
kehidupan politik,
maraknya politik uang, transaksional, serta mementingkan kroni dan
dinasti. Berpolitik kehilangan kesantunan, etika, persaudaraan, dan
kebersamaan. Politik sekedar
untuk meraih kekuasaan atau kedudukan, bukan
menjadikan politik untuk
memperjuangkan kepentingan rakyat secara
amanah tetapi untuk
kepentingan kelompoknya.
Adapun masalah global dan kemanusiaan universal menunjukkan
kekhawatiran mengenai meluasnya konflik atau bahkan perang seperti Rusia
dengan Ukrainan yang
berdampak dalam kehidupan
dunia termasuk dampak ekonomi global yang tentu akan merambah dalam
kehidupan nasional bangsa
Indonesia. Perang dan konflik baik
local, nasional, dan global menjadi
ancaman bagi perdamaian bangsa dan perdamain dunia.
Dalam menghadapi tantangan dan
permasalahan keumatan,
kebangsaan, dan kemanusiaan universal tersebut penting bagi Aisyiyah untuk merefleksikan posisi
dan peran Aisyiyah
sebagai gerakan muslim
berkemajuan dengan menyiapkan pemikiran- pemikiran dan agenda strategis
organisasi. Memperkokoh dan memperluas radius
kiprah dakwah yang makin dinamis dan
progresif yang diperankan oleh seluruh warga, kader, dan pimpinan
Aisyiyah secara nasional. Aisyiyah memilili modal sosial selama abad pertama dan
memiliki kekuatan
ghirah kolektif sumberdaya manusia yang harus terus
dikokohkan untuk
mendinamisasi Gerakan dan kepemimpinan yang menggerakkan dan mentransformasikan
nilai-nilai gerakan yang bertumpu pada pandangan
Islam Muhmammadiyah yakni
“Islam Berkemajuan” (Din al-Hadlarah)
atau Islam wasathiyah berkemajuan
Dinamisasi
Kepemimpinan
Aisyiyah sebagai
organisasi perempuan
berkemajuan dalam mengawali
perjalanan sejarah perjuangan abad kedua ini dituntut semakin dinamis dalam memberikan jawaban
atau solusi permasalahan keumatan, kebangssan, dan kemanusuaan universal yang berbasis pada
nilai Islam Berkemajuan yang rahmatan lil
alamin. Oleh karenanya penting memperkuat kepemimpinan Gerakan
Aisyiyah secara makin
dinamis, kepemimpinan yang
menggerakkan dan mampu melakukan
perubahan kearah yang lebih maju.
Model kepemimpinan yang dikembangkan yakni kepemimpinan transformative,kepemimpinan untuk
perubahan yang mampu memobilisasi seluruh potensi, managendakan perubahan, dan
memproyeksikan masa depan menuju kemajuan
dan keunggulan. Kepemimpinan
yang menjalankan fungsi emansipasi, liberasi, humanisasi, dan transendensi
sehingga melahirkan perubahan- perubahan yang luas dan berkemajuan dalam memerankan gerakan Islam yang bersifat pencerahan bagi kemajuan umat,
bangsa, dan kemanusiaan
universal. Kepemimpinan trasformatif ini sejalan dengan spririt islam dan keteladanan Rosulullah yang
membawa perubahn sebagai jalan kemajuan sepanjang ajaran islam untuk membangun
peradaban utama.
Agenda strategis mendinamisasi
kepemimpinan Aisyiyah dilakukan dari tingkat
pusat sampai tingkat
ranting dengan langkah- langkah nyata sesuai
dengan tuntutan kemajuan. Kepemimpinan di semua lini dan tingkatan
harus makin dinamis
peranannya sebagai aktor
penggerak misi dakwah
dan tajdid dan tidak dibiarkan menjadi kepemimpinan yang jumud (stagnasi) tidak memiliki semangat berkhidmat. Kepemimpinan pergerakan di
Aisyiyah juga memerlukan para pemimpin yang
istiqamah, yaitu yang
tetap berkomitmen kuat secara
ikhlas dan lurus dalam berkhidmat membesarkan dan memajukan gerakan.
Menggerakkan Aisyiyah memerlukan kepemimpinan yang istiqamah, juga memerlukan jiwa dan sikap militan, yang gigih serta tahan uji dalam
menghadapi kesulitan dan tantangan. Pemimpin yang memiliki pemahaman ideology Aisyiyah-Muhammadiyah yang kokoh, handal, kompeten,
memiliki komitmen, ikhlas dalam mengemban amanah, mampu menggerakkan,
dan berkhidmat memajukan Aisyiyah semata untuk
meraih ridho Allah.
Program penguatan ideologi gerakan
bagi kader dan pimpinan
Aisyiyah merupakan sebuah keniscayaan agar memastikan para pimpinan dalam menggerakan organisasi berpijak pada
pandangan ideologi persyarikatan termasuk pemahaman Islam yang berkemajuan.
Kekuatan organisasi keagamaan yang
bersifat pergerakan terletak pada pimpinan dan para kadernya yang memiliki
ghirah keterpanggilan suci karena ilahi. Para pimpinan Aisyiyah harus istiqamah baik di kala berat maupun ringan
dalam menjalankan tugas organisasi, sebagai wujud jihad di jalan
Allah sebagaimana firman-Nya yang artinya: “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan
merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik
bagimu, jika kamu mengetahui.“ (QS At-Taubah:
41).
Meneguhkan peran
Keumatan dan Kebangsaan
Gerakan Aisyiyah
lebih satu abad sebagai pilar strategis masyarakat madani Indonesia telah
mengemban dan berkontribusi membangun kehidupan umat
dan bangsa menuju
pada peningkatan kesejahteraan, keadilan, menjunjung kehidupan yang bermartabat termasuk secara khusus
bagi perempuan, membangun perdamaian,
dan membangun kehidupan yang religius melaui peran dakwah Aisyiyah dalam
berbagai aspek kehidupan. Kiprah Aisyiyah dalam
memajukan kaum perempuan Indonesia dapat dilihat
dari sejarah awal berdirinya Aisyiyah yang salah satu
maksud dan tujuannya agar para perempuan mendapatkan hak-hak untuk maju sebagaimana
laki-laki yang dilandaskan pada ajaran islam
dan mengemban tugas sebagai hamba dan khalifah dimuka bumi ( QS. Al Baqarah:30)
Pada saat yang sama Aisyiyah-Muhammadiyah menjadi organisasi penyebar nilai-nilai Islam yang meneguhkan keislaman sekaligus memajukan kehidupan umat Islam untuk
menjadi Khaira Ummah (QS:
Ali Imran:110) yang
memberi manfaat
bagi masyarakat dan bangsa. Sebagai organisasi dakwah, Aisyiyah
dituntut untuk menyebarluaskan dan mewujudkan kehidupan yang Islami
dalam kehidupan setiap muslim, keluarga, dan masyarakat atau umat secara kolektif. Aisyiyah juga harus menjadi
organisasi tajdid yang membawa pembaruan dalam mengamalkan ajaran
Islam dan tata kehidupan masyarakat untuk menjawab tantangan zaman.
Upaya meneguhkan dan mengembangkan peran Aisyiyah dalam keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan uniuversal memerlukan
dinamisasi gerakan atau kelembagaan secara terstruktur dan fungsional untuk menguatkan posisi dan
peran strategis Aisyiyah sebagai kekuatan masyarakat madani dalam kancah
pergerakan dan dakwah yang luas melintas berkontribusi untuk pemajuan bangsa. Memperkuat posisi Aisyiyah sebagai
kekuatan masyarakat
madani ((civil society) yang
memiliki karakter Keislaman dalam berkiprah menmjalankan dakwah keumatan,
kebangsaan, dan kemanusiaan di tingkat nasional, lokal, maupun internasional. Dalam memperkuat masyarakat madani di komunitas, Aisyiyah
penting
mendorong dan bersinergi dengan komponen masyarakat
lain mengembangkan kemandirian melalui
agenda pemberdayaan
masyarakat. Memparkuat peran kebangsaan Aisyiyah dengan mengawal isu-isu
strategis keumatan dan kebangsaan untuk menjadi agenda bersama seluruh
komponen bangsa dalam
upaya mecari solusi sehingga berdampak pada kehidupan masyarakat yang lebih
baik dalam berbagai aspek kehidupan. Ada sepuluh isu- isu strategis diangkat dalam Muktamar
ke-48 ini yang dipandang penting segera menjadi
perhatian bersama berbagai
komponen bangsa terutama pemerintah,
Dua diantara beberapa isu-isu
strategis yakni Perdamaian
dan Persatuan bangsa
, dan Pemilihan Umum yang berkeadaban.
Pengutan Perdamaian dan Persatuan bangsa diangkat karena kondisi berbagai
bentuk konflik dan kekerasan, baik konflik
struktural, konflik sosial,dan ketidakadilan serta yang lainnya
semakin memprihatinkan dapat
mengancam persatuan bangsa.
Upaya
pemerintah dalam penyelesaian konflik dan kekerasan
yang terjadi selama ini belum maksimal
dan belum menunjukkan rasa
keadilan bagi pihak yang berkonflik dan korban kekerasan. Semestinya pemerintah mampu menciptakan iklim
yang kondusif melalui kebijakan imperatif yang memberikan jaminan sekaligus memperkuat persatuan dan perdamaian dalam
kehidupan umat, masyarakat dan bangsa
serta perlindungan yang pasti bagi seluruh
warga negara khususnya korban dari
segala bentuk kekerasan. Sementara mengangkat isu trategis Pemilu berkeadaban,
kita ketahui bersama tahun 2024 Indonesia akan
menyelenggarakan
pemilihan
umum serempak.
Pemilu sebagai proses demokrasi
meniscayakan keadaban bagi para penyelenggara maupun pemilihnya agar pemilu dapat mencerminkan kualitas demokrasi
yang menghasilkan pemimpin yang bertanggung jawab berorientasi bagi
kepentingan kesejahteraan
masyarakat. Namun pemilu yang selama ini telah berjalan masih menunjukkan proses perilaku yang jauh dari keadaban pemilu dan demokrasi
berkualitas serta sebagian
besar belum menghasilkan pemimpin
yang berpihak pada
kepentingan masyarakat. Hal tersebut
dapat kita lihat
dengan adanya politik pragmatis, politik uang yang sangat
memprihatinkan, oligarki politik, orientasi kekuasaan
yang sangat kuat sehingga segala cara
ditempuh untuk
mendapatkan kekuasaan tersebut. Oleh karenanya Aisyiyah mengajak seluruh komponen
bangsa untuk menghadirkan pemilihan umum yang
berkeadaban dan hasilnya memberikan harapan bagi kepentingan kesejahteraan masyarakat.
Peran keumatan dan kebangsaan dengan memperluas jangkauan dakwah yang melintas ditingkat komunitas, lokal, nasional dan internasional yang adaptif
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Indonesia dengan jumlah
penduduk yang besar lebih dari 278 juta jiwa (BPS, April
2022) yang melingkupi kepulauan dan daratan yang
sangat luas, keragaman etnis budaya, ras, agama dalam kebhinekaan dan kesatuan
sebagai sebuah
bangsa yang besar
memerlukan peran strategis dan
dinamis Aisyiyah sebagai gerakan perempuan muslim
berkemajuan. Dalam kaitan ini, Aisyiyah
dapat memainkan peran yang lebih optimal
dan progresif memecahkan masalah-masalah bangsa maupun kehidupan semesta lainnya.
Aisyiyah juga dapat mengambil peran menguatkan
persaudaraan dan ta’awun
dalam kebersamaan saling membantu
atau menolong, bekerjasama dalam perbedaan ras,golongan, dan agama
untuk meraih kemajuan hidup bersama. Karenanya
melalui kerja-kerja dakwah, Aisyiyah menjadi
kekuatan masyarakat sipil
yang membawa misi
rahmatan lil-‘alamin. Aisyiyah menyebarluaskan dakwah pencerahan di tengah keragaman sosial
masyarakat yang membawa
pada kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Perempuan Berkemajuan dan Peradaban Bangsa
Islam adalah agama yang menyebarkan rahmat bagi seluruh alam yakni islam rahmatan lil alamin. Islam
rahmatan lil-‘alamin tercermin dalam risalah
Nabi yang memuliakan dan
mengembangkan potensi perempuan sebagaimana laki- laki selaku manusia mulia dengan tugas
menjalankan ibadah dan sebagai khalifah dimuka bumi. Nilai-nilai ajaran Islam secara normative memulikan perempuan dan
laki-laki tanppa diskriminasi, mengemban tugas di muka bumi dalam
kemuliaan yang sama.
Aisyiyah sebagai Gerakan
Islam memiliki pandangan tentang perempuan
berkemajuan yang mengemban risalah kenabian sebagai mana yang selama ini digerakkan Aisyiyah
dalam mengemban misi dakwah
rahmatan lil alamin.
Pandangan Aisyiyah tentang
perempuan berkemajuan
adalah alam pikiran dan kondisi kehidupan perempuan yang maju dalam segala aspek kehidupan tanpa
mengalami hambatan dan diskriminasi baik secara
srtuktural maupun kultural sejalan dengan
ajaran Islam. Perempuan berkemajuan dalam pandangan Islam adalah kehidupan perempuan yang memiliki
derajat dan perlakuan yang sama mulia dengan
laki-laki tanpa diskriminasi, yang ukuran kemuliaannya terletak pada ketakwaan, iman,
dan amal shaleh
(QS Al Hujarat:13; An Nahl:97; Al Isra;70).
Perempuan yang berkemajuan menjalankan fungsi utama yang sama dengan laki-laki yaitu
menjalankan ibadah dan kekhalifahan
di muka
bumi (QS Adz-Dzariyat: 56; Al-Baqarah:30; Hud:
60). Dalam kehidupan
perempuan
berkemajuan terdapat nilai-nilai akhlak yang utama (QS Al-Qalam: 4; Nur: 34; dll.) sebagaimana tujuan
Nabi Muhammad diutus ke bumi untuk menyempurnakan akhlak yang mulia atau
mulia atau al-akhlaq al-karimah (HR Bukhari-Muslim). Perempuan berkemajuan memiliki jiwa, pikiran, dan
orientasi tindakan yang maju, cerdas, berakahlak mulia, dan profesional sehingga mampu berperan bersama laki-laki membangun peradaban utama. Perempuan
Berkemajuan dalam pokok pikiran Aisyiyah abad kedua menjadi
salah satu visi gerakan Aisyiyah.
Kehadiran Aisyiyah sebagai organisasi
perempuan muslim dengan spirit memajukan perempuan dalam semua aspek kehidupan yang berlandaskan pada
nilai-nilai dasar Islam yang ‘Ar-Ruju ilal
Al-Quran dan As-Sunnah” dengan mengembangkan ijtihad melalui misi dakwah dan tajdid yang berorientasi rahmatan lil alamin. Selama lebih dari seabad, Aisyiyah digerakkan
oleh para perempuan berkemajuan yang memiliki pemikiran dan pengetahuan yang
maju, ikhlas, istiqomah, komitmen tinggi, dan penghkidmatan dalam perjuangan dakwak yang luas melintas bagi pemajuan masyarakat dan
bangsa. Oleh karenanya pada
Muktamar ke 48 Aisyiyah ini
dirumuskan dokumen ideologis Aisyiyah yakni Risalah Perempuan Berkemajuan.
Dokumen Risalah Perempuan Berkemajuan dimaksudkan sebagai landasan, arah, dan
acuan bagi
setiap insan perempuan dalam menjalankan kehidupannya untuk meraih kemuliaan di dunia maupun akhirat. Perempuan
yang diharapkan maju dalam menjalankan kehidupan sejalan dengan nilai-nilai keagamaan yang bersifat
wasathiyah atau moderat berkemajuan dan menjadi penggerak organisasi dalam
melakukan penguatan dan pemberdayaan perempuan serta dalam mengembangkan Gerakan yang berkemajuan untuk masyarakat luas.
Perempuan berkemajuan
dapat membangkitkan dan
memanfaatkan potensi dan
perannya dalam
menjalani kehidupan,
sehingga terwujud peradaban
maju dan berwawasan rahmatan lil alamin.
Perempuan berkemajuan meniscayakan komitmen yang menyatu dalam karakternya
mengembangkan dan mewujudkan kondisi masyarakat dan bangsa menjadi lebih unggul
di semua aspek kehidupan. Perempuan berkemajuan dalam relasi sosial merupakan entitas individu dan kelompok yang inklusif, yang hidup menyatu, damai, dan bersinergi dengan seluruh insan dari berbagai latar belakang secara
adil dan tanpa diskriminasi. Perempuan berkemajuan menampilkan diri sebagai umat terbaik
(khaira
ummah) yang berbasis
iman, ilmu, akhlak,
dan amal serta bermisi dakwah dan tajdid
untuk membangun kehidupan bersama yang berperadaban
utama yang menjadi rahmat bagi alam semesta.
Di tengah kehidupan bangsa dan dunia
yang masih ditandai dengan konflik,
kekerasan, diskriminasi, demoralisasi atau krisis keadaban, serta problem sosial-ekonomi termasuk
yang dialami oleh perempuan, sungguh penting kehadiran perempuan berkemajuan yang
membawa nilai-nilai ajaran Islam yang damai, harmoni, menjunjung tinggi keadaban mulia, dan berwawasan wasathiyah-berkemajuan untuk terwujudnya
peradaban utama yang rahmatan li-‘alamin.
Penutup
Aisyiyah sebagai
organisasi perempuan
berkemajuan dihadapkan pada
tantangan yang komplek dalam mengemban Amanah
dakwah dan tajdid bagi kehidupan
umat dan bagsa serta
kemanusiaan universal. Dinamika perkembangan sosial dalam kehidupan masyarakat
mengalami perubahan yang cepat seiring dengan
perkembangan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Karenanya Aisyiyah dengan
segenap kader dan pimpinan secara nasional penting untuk beradaptasi dengan kemajuan tersebut
denagn mengembangkan wawasan yang luas dan pemikiran yang maju
untuk memainkan peran strategis Aisyiyah
dalam kehidupan keumatan dan kebangsaan,
Memobilisasi potensi sumberdaya organisasi dan modal sosial selama lebih dari satu
abad Aisyiyah mengemban dakwah dan tajdid
yang rahmatan lil alami penting
untuk dikapitalisasi sebagai
suatu kekuatan Gerakan yang
teraktualisasi dalam kerja-kerja dakwah yang
melintas batas, inklusif, dan penuh rahmat bagi kehidupan yang lebih baik
seluruh warga bangsa. Selain itu, kekuatan nilai- nilai Gerakan yang bersuber
dari ajaran Islam memberikan fondasi kesadaran bagi keder dan pimpinan untuk mengemban dakwah
yang melintas sebagai bentuk menunaikan risalah kenabian yang berujung pada
penghambaan diri sebagai khalifah dimuka bumi. Kesadaran akan masa depan yang
lebih baik merupakan spirit berkemajuan dalam menjalani kehidupan. sebagaimana
pesan Allah dalam Al-Quran:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dan
hendaklah setiap diri “Hai orang- orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat); dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Hasyr: 18).
Terakhir atas nama pribadi saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya jika ada
khilaf dan salah serta kekurangan selama
kita dalam kebersamaan mengemban amanah
organisasi Aisyiyah yang kita cintai dan banggakan sebagai lahan menyemai amal
shaleh bersama. Harapan yang besar ke depan
Aisyiyah semakin maju
memimpin pergerakan perempuan muslim yang terbesar dan berpengaruh baik secara nasional maupun internasional
karena kontribusi yang besar
dan nyata bagi kemajuan
umat, bangsa,
dan kemanusiaan universal. Aisyiyah tidak akan berhenti mengemban misi dakwah
dan tajdid dalam mewujudkan
Islam rahmatan lil alamin. Semoga
Allah memberikan kekuatan iman dan melimpahkan berkah serta jalan
kemudahan bagi seluruh
warga, kader, dan pimpinan Aisyiyah
yang setia berjuang
di jalan Allah melalui gerakan Aisyiyah tercinta
sebagaimana janji Allah dalam Al-Quran:
Artinya: “Dan orang-orang
yang berjihad untuk (mencari keridhaan)
Kami, benar- benar akan Kami
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan
sesungguhnya Allah
benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik” (QS: Al Ankabut: 69).
Nasrun min Allah wa Fathun qarib.
Yogyakarta, 18 November 2022
Ketua Umum Pimpinan PusatAisyiyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar